Sunday 24 November 2013

PENGERTIAN PERPUTARAN PIUTANG DAN PERSEDIAAN



2.1.1.               Pengertian Piutang
Piutang merupakan bagian penerimaan perusahaan yang sangat penting yang timbul sebagai akibat dari adanya kebijaksanaan penjualan barang atau jasa dengan kredit, dimana debitur tidak memberikan suatu jaminan yang secara resmi. Menurut Gitosudarmo (2002:81) “Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.” Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin.
 Menurut Warren (2005 : 392) “Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya”. Transaksi paling umum yang menyebabkan munculnya piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit.
Menurut Smith (2005 : 286) ”Piutang dapat didefenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Namun untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”. Selain itu juga menurut Smith (2005 : 286) “Setiap penjualan yang terjadi secara kredit, maka secara langsung akan menyebabkan munculnya piutang bagi perusahaan”.
Secara umum piutang dapat didefinisikan sebagai tagihan yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman kepada perusahaan lain dan menerima promes/wesel, melakukan suatu  jasa atau beberapa tipe transaksi lainnya yang menciptakan hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan pihak yang terhutang. Piutang dicatat dengan mendebet akun piutang usaha dana diklasifikasikan ke dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2.1.1.1.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang
Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah penjualan kredit, sehingga didalam usaha pengendalian piutang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui kebijakan kredit yaitu harus memperhatikan tentang besarnya kebijaksanaan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan terhadap hasil produksinya. Menurut Riyanto (2002:85) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang.
1.        Volume Penjualan Kredit
Makin besar volume penjualan kredit yang dilakukan, makin besar pula investasi yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besarnya volume penjualan kredit tiap tahunnya berarti perusahaan itu harus menyediakan investasi lebih besar lagi dalam piutang. Makin besar jumlah piutang berarti makin besar resikonya, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitasnya.
2.        Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayar penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada profitabilitasnya. Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya.
3.        Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Pembatasan kredit juga harus ditetapkan oleh perusahaan dalam memberikan kredit. Makin tinggi pembatasan kredit yang ditetapkan bagi masing-masing langganan, berarti semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang.
4.        Kebijakan Dalam Mengumpulkan Piutang
Kebijakan pengumpulan piutang oleh perusahaan dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Apabila perusahaan menerapkan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif, artinya perusahaan melakukan penagihan sendiri, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun hal ini berbeda jika perusahaan menerapkan pengumpulan piutang secara pasif, maka investasi yang ditanamkan dalam piutang akan lebih besar.
5.        Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan
Kebiasaan membayar ini menyangkut pemanfaatan discount period oleh pelanggan, artinya semakin langganan ini memanfaatkan discount period, semakin kecil investasi yang ditanamkan dalam piutang.

2.1.1.2.         Variabel-Variabel Penting Dalam Piutang
Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang. Beberapa variabel penting tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
1.    Standar Kredit
Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan beberapa jumlah yang dapat diberikan. Standar kredit sangat berhubungan dengan angka kredit, menurut sundjaja dan Barlian (2006 : 239) angka kredit adalah “prosedur yang dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseleruhan kemampuan sipeminjam dalam membayar kredit, yaitu dengan pembobotan rata-rata data keuangan dan karakteristik”.
2.    Persyaratan  Kredit
Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan atau disebut juga dengan syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan. Persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu : potongan tunai, periode potongan tunai, dan periode kredit.”
3.    Kebijakan Kredit dan pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebijakan penagihan piutang menurut sundjaja dan Barlian (2007 : 252) adalah “sekumpulan prosedur penagihan suatu piutang dagang pada saat jatuh tempo.”

2.1.1.3.     Perputaran Piutang
Salah satu cara untuk menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan melihat perputaran piutang. Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio perputaran piutang memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Munawir (2002 : 75) yaitu :
Semakin tinggi (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.


 Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar dalam satu periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan’ atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan model kerja yang tertanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai.

2.1.2.      Pengertian Persediaan
 Menurut  Ikatan Akuntan Indonesia  (2009 : 14.2), Persediaan adalah aktiva:
1.    Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
2.    Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan,
3.    Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut riyanto (2008 : 70), “Persedian merupakan elemen utama dari modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan.”
Skousen dan Stice (2004:654) mengatakan bahwa “Persediaan (atau persediaan barang dagangan) secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun retail, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap dijual”.
Menurut Soemarso (2002 : 384), “Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali.” Pada perusahaan dagang hanya ada satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagang (merchandise inventory sedangkan pada perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku (row material), persediaan barang dalam proses (good in proces / work in proses) dan persediaan barang jadi (finished good).

2.1.2.1.     Biaya atas persediaan
Menurut Yamit (2005:9), biaya-biaya yang timbul dalam persediaan sebagai berikut:
1.              Biaya pembelian (purchase cost)
         Yaitu, harga per unit apabila item dibeli dari pihak lain, atau biaya     produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan,
2.              Biaya pemesanan (order cost/set up cost)
                       Biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan (set up cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan,
3.              Biaya simpan (carrying cost/holding cost)
        Biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk penyimpanan persediaan,
4.              Biaya kekurangan persediaan
Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan pengiriman maupun idle kapasitas. Jika terjadi kekurangan atas permintaan suatu item, perusahaan harus melakukan back order atau mengganti dengan item lain atau membatalkan pengeriman.

Para pemilik dan manajer berusaha keras untuk membuat persediaan barang-barangnya terjual secepat mungkin karena barang-barang yang tidak terjual akan mengurangi laba. Makin cepat penjualan yang terjadi maka makin tinggi labanya, yang berarti perusahaan mendapat tambahan aliran kas. Makin lambat penjualannya, maka rendah labanya.idealnya suatu usaha dapat beroperasi tanpa adanya simpanan persediaan. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan harus mempunyai persediaan barang untuk pelanggannya.

2.1.2.2.     Perputaran Persediaan
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan diantaranya:
Menurut Waren et al, (2005:462) “ perputaran persediaan (Inventory Turn over) mengukur antara volume barang dagang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan”.
Menurut Munawir (2002:77) “Perputaran persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan.” Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan dijual dan diganti dalam waktu satu mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan.
 
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan perputaran barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan.

Wednesday 16 October 2013

Kumpulan kata kata bijak kehidupan penuh cinta Terbaru Oktober 2013

Kata kata bijak dan semangat kehidupan. Jangan galau dengan keadaan hidumu, kata motivasi kehidupan ini dapat membuat anda menjadi semangat dan berfikir bijak hari ini dan seterusnya. Kata kata motivasi yang banyak ditemukan dan kali ini akan dibagikan kata bijak yang tidak dan ada yang belum pernah dishare oleh media lainnya.

Kata kata bijak adalah ungkapan dari suatu pernyataan bijak dari beberapa orang yang berguna untuk membangun kita dari suatu kebijakan kita di dalam kehidupan, cinta, motivasi, dll. Suatu kumpulan kata-kata dapat diartikan bijak jika mengandung pesan moral yang sangat bisa dipahami oleh satiap pembacanya. Berbeda halnya dengan kata kata lucu, kata tersebut lebih ditujukan untuk menghibur sesama dengan ulasan yang dapat membuat kita tertawa menghibur diri dari kejenuhan. Tetapi untuk kata bijak lebih diarahkan untuk penyemangat diri agar terbagun dan terarah menuju kebijakan hati di kehidupan yang penuh cinta ini.

Kata Bijak Cinta Terbaru Oktober 2013

  • Ini cintaku apa cintamu, ini hidupku mana hidupmu.
  • Tuhan tidak pernah membiarkan hambanya terlarut dalam kesedihan, pasti ada rencana indah untuk membayar semua air mata.
  • Positive thinking is not about expecting the best to happen. It’s about accepting that whatever happens, it’s for the best.
  • semua masalah pasti akan berlalu dan berganti dengan kebahagiaan.
  • Doaku hari ini: Tuhan, beri aku kebahagiaan yg cukup tuk membuat ku tersenyum. Kebahagiaan yg mampu membuat aku bersyukur.
  • Hanya cinta yg bisa berikanmu bahagia, meski kadang buatmu terluka. Tp cinta begitu istimewa ketika kamu berikan pada dia yg setia.
  • Di balik senyum seseorang ada sesuatu yg kamu tidak akan pernah mengerti
  • Biasanya ktika org sdg sedih, mrka tdk mlakukn apa2. Mreka hnya mnangisi kondisi mrk. Tp ktika mrk marah, mrka mmbawa prubahan.
  • Setiap wanita harus tahu: Pria yg tulus mencintaimu, tak akan pernah biarkanmu pergi. Tak peduli apapun rintangannya
  • Dlm hidup, kamu harus ingat: kamu lebih berani dr yg kamu duga, lebih kuat dr yg kamu tahu, dan lebih pintar dr yg kamu pikirkan.
  • Jangan pernah memandang rendah dirimu sendiri. Bagi Dunia kamu mungkin hanya seseorang, tapi bagi seseorang kamu mungkin dunianya.
  • Jangan pernah mengeluh karena cobaan. Karena cobaanlah yang akan menguatkanmu
  • semua masalah pasti akan berlalu dan berganti dengan kebahagiaan
  • Sesuatu yg sangat sulit dimengerti bagaimana seseorang bisa menceritakanmu begitu banyak dusta, tapi tak pernah merasa bersalah.
  • Menyalin dari satu sumber disebut plagiat, menyalin dari beberapa sumber disebut penelitian
  • Feelin’ so much better than before! So thankful to the Lord.
  • Mencinta seseorang karena harta dan kekayaan nya akan membuat mu merasa sangat miskin, mencintai karena parasnya akan membuatmu bosan, mencintai karena agama dan kebaikan nya, kamu akan menemukan kebahagiaan hidup bersamanya.
  • karena masalalu semua nya bisa jadi seperti sekarang…life is so wonderfull when you can fell the change…

Kata bijak motivasi kehidupan

  • Dalam hidup, kamu berhak bahagia. Oleh karena itu, jangan biarkan bahagiamu ditentukan orang lain. Bahagia harus ada dlm
    dirimu.
  • Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
  • Cara terbaik menghukum orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita ialah dengan berbuat baik kepadanya.
  • Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.
  • Kalian mungkin mengenalku, tapi kalian tidak memahamiku sepenuhnya
  • Kegagalan ialah satu-satunya hal yang dapat diraih tanpa pengerahan tenaga sedikit pun.
  • Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya.
  • Inti keperjuangan adalah menjalani dengan usaha dan ditambahi dengan keiklasan.
  • Cintailah yang memberi nikmat dan jangan engkau cintai nikmat yang diberikan.
  • Anda akan mempunyai banyak teman jika anda meminati mereka dan bukannya coba membuat mereka meminati anda
  • Kita menilai diri sendiri berdasarkan apa yang kita perbuat, orang lain menilai kita berdasarkan apa yang telah kita perbuat.
    Saat suatu hubungan berakhir, bkn berarti 2 org berhenti saling mencintai. Mereka hny berhenti saling menyakiti.
  • Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.
  • Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa.Jika kamu memang
    berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya tuk mencari seorang yg lebih baik darimu.
 Di atas adalah kata bijak terbaru, semoga bermanfaat...............

Monday 16 September 2013

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial



Menurut Hackston dan Milne (1996), tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social reporting, social accounting, social disclosure atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari    kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.      
Menurut Untung (2008) Alasan utama pengungkapan sosial dilakukan dalam tanggung jawab perusahaan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputasan investasi. Juga hal ini dilakukan perusahaan untuk memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources).
Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan yang  merupakan ketentuan yang harus di ikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang berisi tentang hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan menurut standar yang berlaku. Dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan yang bersifat sukarela dan standar pelaporan pertanggungjawaban sosialnya masih belum memiliki standar baku atau belum diatur secara tegas dalam PSAK, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosialnya bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan.
Menurut Anggusti (2010:39), cara pandang perusahaan melaksanakan CSR umumnya diklasifikasikan dalam tiga kategori.
1.    Sekedar basa basi dan keterpaksaan. CSR diterapkan lebih karena tekanan faktor eksternal.
2.    Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum dan aturan yang memaksanya.
3.    Bukan lagi sekedar kewajiban, tapi lebih dari sekedar kewajiban (beyond compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Pengungkapan tanggung jawab sosial dapat diukur dengan proksi Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) yang diperoleh dari website www.globalreporting.org. Indikator GRI ini terdiri dari tiga fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar sustainability. Pengukuran CSRDI dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Marpaung (2009) yang mengelompokan informasi CSR ke dalam kategori: masyarakat, konsumen dan tenaga kerja, karena item-item pengungkapan CSR di dalamnya sangat cocok dijadikan pengukur variabel dependen. Kategori pengungkapan CSR terlampir pada daftar kategori pengungkapan corporate social responsibility yang terlampir dalam lampiran ii. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.


Karakteristik  Perusahaan Dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial  Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas dengan entitas lainnya. Menurut Lang and Lundholm dalam Anggraini (2006) “karakteristik perusahaan meliputi antara lain struktur permodalan, pemilik saham, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, sektor perusahaan, status perusahaan, dan lain-lain.”
Dalam penelitian ini karakterisitik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan ke dalam ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan tingkat financial leverage.
  Ukuran  Perusahaan
Menurut Mulianti (2010), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap integrasi antar bagian dalam perusahaan, hal ini disebabkan karena ukuran perusahaan yang besar memiliki sumber daya pendukung yang lebih besar dibanding perusahaan yang lebih kecil. Pada suatu perusahaan yang kecil maka kompleksitas yang terdapat dalam organisasi juga kecil. Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan, sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal.
          Ukuran perusahaan merupakan variabel yang digunakan untukmenjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan  dalamlaporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar yaitu tekanan untuk melakukan pertanggung jawaban sosial daripada perusahaan kecil. Teori agensi menyatakan apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar, sehingga untuk mengurangi biaya keagenan tersebut perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Perusahaan yang lebih besar akan mendapat sorotan yang lebih banyak dari masyarakat sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan cara untuk mengurangi biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaaan (Sembiring, 2005).

                           Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2004). Bila perusahaan ingin tetap hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka perusahaan harus memperoleh laba atau dengan kata lain perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable).
Menurut Heinze dalam Hackston dan Milne (1996), profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang saham, sedangkan menurut teori keagenan mengatakan semakin besar perolehan laba yang didapat, semakin luas informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Itu dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang muncul. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya

          Tingkat Financial Leverage
Menurut Kasmir (2009:150), “leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek atau jangka panjang”. Rasio leverage digunakan untuk memberikangambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.
Dalam perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat leverage dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi. Tambahan informasi seperti informasi sosial diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur (Meek, et.al dalam Sulastini (2007)). Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage  yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage  yang rendah.

           Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengensalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagi anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Fama dan Jasen dalam Sitepu 2009).
Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan   pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002).
Menurut Coller dan Gregor dalam Sitepu (2009) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasly (2000).

           Intensitas Research and Development (R&D)
Financial Accounting Standard no. 2 dalam Wilson dan Campbell (1992) mendefinisikan Research (Penelitian) ialah sebagai perencanaan atau investigasi kritis yang ditujukan untuk penemuan pengetahuan dengan harapan pengetahuan tersebut akan bermanfaat dalam mengembangkan produk atau jasa baru atau proses, teknik baru atau mewujudkan perbaikan yang signifikan untuk proses atau produk yang sudah ada. Sedangkan,  Developmen (Pengembangan) merupakan terjemahan temuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam rencana atau desain produk baru atau proses baru untuk peningkatan yang signifikan pada produk atau proses yang sudah ada, baik rencana atau desain           tersebut akan ditujukan untuk penjualan atau digunakan.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK No.20)diungkapkan lebih jauh lagi  pengertian riset sebagai penelitian yang orisinil dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau ilmiah yang baru sedangkan pengembangan diartikan sebagai penerapan hasil riset atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau desain untuk menghasilkan bahan, alat, produk, proses, sistem atau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Dengan demikian, esensi dari R&D dapat diartikan sebagai sebuah studi tentang ide-ide, metode, produk atau jasa dengan tujuan untuk menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan menemukan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat dimasa depan (Arifian, 2011) R&D merupakan pengembangan produk agar perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif. Patent, Hak Cipta dan Trademark menunjukan keberhasilan perusahaan dalam R&D dimana hal tersebut juga menunjukan reputasi suatu perusahaan sebagai bagian dari aktiva tak berwujud, sehingga R&D sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk tetap bertahan dan bersaing dalam perubahan industri.
          Para investor akan melihat sebuah perusahaan yang sehat dengan menilai R&D dalam mengevaluasi kinerja masa depan terutama ketika mengevaluasi sebuah investasi jangka panjang sehingga akan banyak perusahaan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk penelitian dan pengembangan guna menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan menemukan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat untuk dimasa depan. Selain itu R&D dalam hal ini juga memiliki makna yang luas, tidak hanya terbatas pada pengembangan dan penemuan produk baru, akan tetapi R&D dapat dilakukan pada sektor-sektor lain yang membutuhkan inovasi atau peningkatan efektivitas seperti riset pemasaran dan pengembangan SDM.
          Alasan yang mendasari keterkaitan R&D dalam mempengaruhi CSR adalah karena produk, jasa maupun proses baru yang diciptakan perusahaan melalui R&D tidak hanya berorientasi pada profit saja, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Hal itu berarti, aspek lingkungan dan sosial yang dilakukan perusahaan melalui R&D sejalan dengan prinsip CSR. Variabel R&D menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena memiliki pengaruh terhadap CSR. Variabel ini menjadi menarik untuk diteliti setelah sebelumnya McWilliams dan Siegel (2000) menemukan bukti adanya hubungan R&D dengan CSR ketika mereka melakukan penelitian mengenai hubungan CSR dengan kinerja keuangan perusahaan.